Kamis, 19 Mei 2011

:)

Have I told you lately that I love you?
Have I told you there's no one else above you?
Fill my heart with gladness, take away all my sadness,
Ease my troubles, that's what you do.

For the morning sun in all it's glory,
Meets the day with hope and comfort too,
You fill my life with laughter, somehow you make it better,
Ease my troubles, that's what you do.

There's a love less defined,
And its yours and its mine,
Like the sun.
And at the end of the day,
We should give thanks and pray,
To the one, to the one.

Have I told you lately that I love you?
Have I told you there's no one else above you?
Fill my heart with gladness, take away all my sadness,
Ease my troubles, that's what you do.
There's a love less defined,
And its yours and its mine,
Like the sun.
And at the end of the day,
We should give thanks and pray,
To the one, to the one.

Have I told you lately that I love you?
Have I told you there's no one else above you?
Fill my heart with gladness, take away all my sadness,
Ease my troubles, that's what you do.

Take away all my sadness, fill my life with gladness,
Ease my troubles, that's what you do.

Take away all my sadness, fill my life with gladness,
Ease my troubles, that's what you do.

***********************************************************
Thanks for singing me the song :) And thanks for being the sun that lights up my life..

Selasa, 17 Mei 2011

14 Mei 1998

Masih teringat jelas di kepala tentang apa yg terjadi di tanggal tersebut. Ya, kalau orang masih ingat, tanggal tersebut adalah tanggal dimana Indonesia sedang mengalami masa krisis dimana rakyat ramai berusaha menggulingkan pemerintahan orde lama. Di Jakarta sendiri, waktu itu diwarnai kerusuhan dimana-mana. Korbannya, kebetulan adalah kaum Tionghoa sehingga kita bisa melihat banyak ruko yg di pintunya dituliskan besar-besar huruf ‘PRIBUMI’. Sampai sekarang belum diketahui siapa otak di balik semua ini, namun dampaknya sangat besar bagi para korban.

Keluarga saya adalah salah satu korban dari kerusuhan besar ini. Saat itu saya masih kelas 4 SD, belum mengerti banyak. Namun saya bisa merasakan yang namanya takut. 2 kakak saya pun masih SMA. Kami tinggal di ruko di daerah Jakarta Barat. Papa saya yg membuka usaha sebagai distributor air minum galon, memakai ruko sebagai tempat usaha dan tempat tinggal keluarga kami. Pada tanggal 13 Mei 1998, berita tentang kerusuhan sudah menyebar luas dan kami yang tinggal di ruko tentu saja was-was. Kalau tidak salah, daerah Angke sudah habis dibakar dan dijarah massa. Pada hari itu semua mobil angkutan air milik papa saya sudah diungsikan, sehingga besok paginya pada tanggal 14 Mei, di jalan depan kompleks ruko kami sudah sepi. Benar-benar kosong seperti di film zombie, tidak ada 1 orang pun melintas.

Siangnya, kami benar-benar tidak menyangka kalau kami akan mengalami hal yang tidak pernah terpikir sebelumnya. Waktu itu saya masih ingat, sekitar jam setengah 12 mama dan pembantu saya sedang masak untuk makan siang. Saya yang masih kecil diliputi rasa ingin tahu, sehingga sebentar-sebentar melongok keluar dari jendela lantai 4 ruko kami. Saat itu, saya melihat asap sudah membumbung tinggi dari arah depan, tepatnya asap dari salah satu supermarket di dekat rumah. Begitu keluarga saya tahu, kami langsung bersiap-siap. Surat-surat dan barang-barang berharga kami ambil untuk dibawa bila ada apa-apa. Akhirnya kami tidak jadi makan siang, untuk turun ke lantai 1 dan bersiap-siap kabur. Saat kami bersiap pun, massa terdengar sudah ramai di luar. Bunyi kaca pecah, orang berteriak, berlari, dan lainnya. Anehnya, ruko kami aman. Tidak ada yang melempar batu ke ruko kami, tidak ada yang mencoba menjebol rolling door kami. Kami berenam (kedua orang tua, 2 kakak, saya, dan seorang pembantu) mematikan semua lampu dan menunggu di bawah, dengan harapan massa yang sudah kesetanan itu tidak menyadari ada orang di ruko kami dan kami bisa keluar setelah di luar aman. Lama sekali rasanya kami menunggu, seperti berabad-abad. Saya ingat, waktu itu mama saya menangis dan memeluk saya. Dia bahkan sempat tertidur, mungkin pingsan karena shock. Saya yang masih kecil belum terlalu mengerti, jadi saya takut tapi tidak menangis. Selama hampir 3 jam kami hanya bicara pelan-pelan, tiba-tiba asap mulai muncul dari arah lantai 2 ruko kami. Saat itu kami pun sadar kami harus keluar karena kami pasti mati terbakar kalau diam di dalam. Akhirnya dengan memberanikan diri dan berdoa, kami membuka rolling door karena kami tidak punya pilihan. Saat pintu terbuka, kami benar-benar melihat suatu berkat Tuhan! Hampir seluruh massa sedang berkumpul di sebelah kiri, agak jauh dari ruko kami. Ditambah lagi, ternyata di depan ruko kami ada 4 atau 5 pegawai papa saya yang bantu menjaga sehingga kami pun cukup aman. Kami berjalan ke sebelah kanan, menghindari kumpulan massa di sebelah kiri. Bioskop tepat di seberang rumah saya dan toko tas di sebelah rumah sudah habis dijarah dan dirusak. Saat itu pun sudah ada beberapa ruko yang dibakar, karena mata saya pedih kena asap.

Kami berjalan keluar dari kompleks ruko, melewati pagar pembatas dengan memanjat. Saya lihat banyak orang yang juga menyeberangi sungai. Tidak tahu kemana kami berjalan, kami bertemu banyak orang di kompleks perumahan sebelah ruko kami yang sedang berjaga-jaga agar kompleks mereka aman. Lagi-lagi Tuhan bekerja dalam hidup kami, kebetulan sekali kami bertemu seorang teman papa saya yang tinggal di kompleks perumahan tersebut. Dengan baik hatinya, beliau dan keluarganya mempersilahkan kami singgah di rumahnya, bahkan menyediakan kami makan dan mengijinkan kami menginap disana! Mereka benar-benar orang yang baik, mereka juga memberikan kami beberapa potong baju karena kami hanya membawa surat-surat dan barang-barang berharga di balik baju uang kami kenakan. Seluruh barang lain kami tinggal di ruko. Keesokan harinya, mulailah kami mencari tempat kos untuk tinggal. Untungnya kami mendapat 1 kamar kosong di daerah yang tidak jauh dari ruko. Untuk berenam, 1 kamar kosong cukup asalkan kami bisa mendapat atap untuk tidur. Di saat-saat genting seperti itu, kami juga tidak mungkin mengungsi ke rumah saudara karena jalanan sudah sangat rawan. Setelah sekitar 2 minggu menginap di tempat kos, akhirnya kami mendapatkan rumah kontrakan yang juga tidak jauh dari sana. Setelah kejadian tersebut, banyak orang yang bersimpati dan menyumbangkan pakaian bagi keluarga kami. Teman-teman saya pun di sekolah banyak yang ikut menyumbang alat tulis, buku, dan pakaian. Keluarga kami sangat berterima kasih karena kebaikan hati mereka, walaupun mereka belum mengenal kami secara dekat. Seluruh barang-barang kami di ruko habis terbakar termasuk sebagian botol air jualan papa saya yang belum sempat diungsikan dari ruko. Walaupun begitu, orang tua saya tidak lantas menyerah, tetapi mereka mulai lagi membangun usaha dari awal. Mobil-mobil angkutan air yang berhasil diselamatkan bisa dipakai kembali. Papa saya mulai membeli botol-botol baru, dan membangun kembali ruko kami yang sudah habis terbakar. Setelah setahun mengontrak, puji Tuhan kami bisa kembali tinggal di ruko dan papa saya kembali membuka usaha disana. Sampai sekarang, kami tidak punya trauma tertentu. Tetapi yang namanya anak kecil, mungkin mudah kena trauma. Saya agak takut kalau melihat orang banyak yang berlari-lari. Takut kalau akan ada keributan, namun saya selalu berdoa tidak pernah ada kejadian seperti itu lagi.

Yang pasti, saya benar-benar bersyukur bagi keluarga saya. Tuhan bekerja dalam hidup kami, percayalah bahwa akan ada jalan saat kita mau berusaha :)

Senin, 09 Mei 2011

Server XL Error?

Saya hanya mau bercerita sedikit mengenai kekecewaan saya menggunakan kartu prabayar XL. Semoga tidak ada kasus seperti Prita lagi hehe.. Apa yg saya ceritakan disini fakta kok, bahkan sudah ditangani oleh pihak yg bersangkutan :)

Jadi, beberapa hari yg lalu (tepatnya hari Rabu), saya berlangganan paket Blackberry Gaul seharga 50.000 rupiah dari XL. Paket ini termasuk chatting dan menggunakan layanan Social Networking seperti Facebook selama sebulan penuh. Seharusnya sih saya bisa chatting dan FBan sepuasnya di BB selama sebulan, kalau saja layanan internet saya lancar. Sayangnya, pada hari yg sama, sorenya tiba2 layanan internet saya sama sekali tidak bisa dipakai. Mau chattting, FBan, Twitting juga ga bisa.. Intinya sih, kok internet di BB saya seperti dinonaktifkan secara sepihak. Akhirnya malamnya saya telepon ke Costumer Service XL di 817. Sudah berkali2 mencoba dan sabar menunggu, linenya sibuk terus. Akhirnya saya telepon lewat PSTN ke nomor PSTN XL, karena sudah hampir hilang kesabaran :( Nah, lewat PSTN lebih mudah, dalam kurang dari 5 menit saya sudah bisa tersambung ke operator. Saat saya bicara dengan CS, solusinya adalah dia udah merefresh connection layanan saya dan saya diminta ping server (option, advance option, host routing table, register now) dan cabut baterai untuk beberapa saat. Sebenernya sih kalo ping server saya juga udah tau, kayanya hampir semua orang yg pake BB juga udah tau deh haha.. Kata CS sedang ada gangguan pada server, okelah saya pikir besok pagi juga udah bisa.

Nah, hari Kamis paginya tanpa disangka2.. Eh, internet BB saya masih non aktif! Saya telepon lagi CS begitu sampai di kantor. Untunglah kali ini lebih mudah dihubungi lewat 817. Lantas CS lagi2 meminta maaf karena dari kemarin siang memang sedang ada gangguan pada server XL. Hhhh.. Bener2 menghambat komunikasi ini, secara saya juga terhitung orang yg udah ketergantungan BB. Masa udah bayar 50.000 tapi masih harus telepon dan SMS? Yahhh rugi dong udah bayar mahal2? Karena batas kesabaran saya udah hampir abis, saya iseng2 masukin masalah ini lewat surat pembaca Kompas.com. Selengkapnya bisa dilihat disini. Ternyata surat pembaca saya kebetulan dipasang :D Sampai saya menulis surat pun, internet BB saya masih down. Sorenya terpaksa saya datang ke XL Center. CS di XL Center bilang, kalau ping server harus dilakukan berkali2 hingga 10-15 kali untuk memancing koneksi BBM, setelah itu matikan BB 2-3 menit. Nah saya coba berkali2 cara seperti itu. Setelah agak lama saya berkutat, akhirnya CS bilang nanti 1 jam lagi pasti koneksinya sudah normal. Saya juga pikir, ya udahlah mau diapain lg haha. Akhirnya, sekitar 2 jam kemudian, BBM saya kembali. Fiuhh...

Besoknya lagi, di hari Jumat, saya baru sadar kalau aplikasi chatting saya memang sudah normal. Tapi, ternyata FB dan Twitter masih belum bisa dipake. Saya udah pasrah kali ini, yaudahlah karena yg penting itu bisa untuk chatting dulu, kalau social networking ga ada juga ga apa2 walaupun kita rugi udah bayar paket. Lalu, siangnya ternyata saya yg ditelepon CS XL yg bertanya apakah koneksi saya udah lancar atau belum. Wah, eksklusif banget nih krn udah masukin ke surat pembaca haha.. Saya sih berterima kasih karena XL bisa cepat tanggap (Thanks buat Mba Iin), saya sampai udah ditelepon 4 x karena social networking saya masih error. Solusi akhirnya, saya harus bawa BB ke XL Experience Land yg kebetulan jauh dr tempat tinggal. BB saya harus dicek karena diduga ada yg bermasalah untuk program social networkingnya. Ya sudahlah, karena udah diservis begini saya pasrah aja.

Yang saya sayangkan, kenapa ya kalau menelepon CS itu mereka terkesan terburu2. Solusinya pun sepertinya sama dan mereka main aman dengan bilang 'sedang ada gangguan'. Apa mungkin terlalu banyak orang yg mengeluhkan hal yg sama hehe.. Semoga lain waktu, XL bisa meningkatkan kinerjanya ya terutama dalam koneksi server BIS. Jangan sampai orang ganti operator karena masalah yg sama berulang :)